Catatan Pinggir 2: Charger Zaman Now

CHARGER ZAMAN NOW
Oleh : Sholeh Rosidi, S.Pd.
(Guru Pembelajaran Dalam Jabatan UMS PGSD)

Hari kedua di rumah baru UMS adalah masih menyenangkan. Tampak saya masih seperti usia lulus SMA karena bersamaan dengan pengenalan lingkungan mahasiswa baru. Pakaian pun sama, hitam putih. Sesuai jadwal hari ini adalah pembelajaran tematik dan bahasa Indonesia. Waktu menunjukkan pukul 07.20 ketika kami memasuki ruangan. Tampak wajah-wajah cerah dan segar duduk rapi di atas kursi putih dengan laptop di samping kanan kiri. Ini adalah langka, karena academic atmosphere sangat terasa sekali disini. Mungkin, hari ini lebih siap karena pikiran sudah mulai agak fokus. Obrolan ringan sambil menunggu jadwal mulai menyelinap diantara teman-teman semua.

Prof. Sutama, materi pertama di hari ini. Dengan ciri khas beliau, kami mahasiswa merasa sangat mudah mencerna materi yang beliau sampaikan. Joke-joke ringan selalu terselip diantara materi yang beliau gelontorkan. Loncatan materi dari kanan ke kiri, atas ke bawah, naik turun membuat kami terombang ambing tak karuan. Sepertinya, tidak ada kamus mengantuk yang ada di hari itu, semua mahasiswa tidak luput dari scanning beliau, bahkan yang duduk tenang pun juga masuk. Memang, ini menujukkan beda kelas antara seorang Profesor dan Sarjana serta Magister. Sering disebut beda potensial, memang beda potensial kami dengan Prof. Sutama adalah terlihat sangat jauh. Itulah kenapa ilmu beliau mudah sekali masuk. Joke tingkat dewa yang kami rasakan adalah, sekarang kita tidak perlu membawa charger kemanapun karena sudah ada solusi untuk mencharge HP karena cukup diisi dengan pulsa listrik. Sebelumnya kami manggut-manggut saja, namun setelah kami sadar semua tidak bisa menahan tawa semesta.

Tidak hanya itu saja, beliau juga mencontohkan bagaimana pendidikan anak yang baik. Pendidikan yang membuat putra putri beliau menjadi orang “jadi”, dengan rumus yang beliau formulasikan. Ini adalah perlu dicoba bagi kami manusia muda yang baru dalam proses belajar. Pendidikan karakter, bagaimana memilih sekolah, bagaimana memanajeman keuangan, bagaimana menempatkan posisi di masyarakat, sampai bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat. Tidak kalah hebat adalah bagaimana beliau memotivasi yang muda dan membimbing yang sepuh. 4 Jam seperti tidak terasa, pukul 11.45 season ini berakhir dengan adzan Dzuhur.

Season kedua adalah dengan Pak Yakub. Dosen pembimbing bahasa Indonesia saya di kelas Maya K. Satu jam tanya jawab serta presentase kembali mengisi kekosongan dan kealpaan pikiran kami tentang ke_bahasaIndonesia_an. Penjelasan yang urut, runtut, namun harus diakhiri karena beliau mendapat tugas di kelas A. Kelaspun dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi dengan bu Fitri.
Diskusi memang penting, dengan hanya tidak membahas masalah teori-teori saja. Sejatinya, PPG ini bisa dijadikan KKG global dari semua sekolah. Peserta PPG ini adalah orang-orang pilihan dari sekolah masing-masing. Justru saya menilai, esensi dari pertemuan ini bukanlah pembahasan modul, namun lebih ke sharing antar sekolah. Bagaimana Al Kautsar menjadi jawara UN, bagaimana Semangkak dengan sekolah Inklusinya, bagaimana speak first dengan bahasa inggrisnya, bagaimana SD lain bisa eksis dengan berbagai formulasinya, dan lain sebagainya dan lain sebagainya.

Hari kedua adalah mantap.
Persiapan menyambut hari ketiga, dan semoga semakin lebih baik.
Semoga kita semua diberi kemudahan dan kelancaran serta kelulusan dalam PPG ini. Anak, suami, istri, orangtua, mertua, saudara, teman, kerabat semua mendoakan kita. Aamiin.

Pulsa listrik, masih berminatkah anda?

BersamaKolakPisang, 29 Agustus 2018.
#AyoIstirahat#

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *